Cast: Edrick || Sarah a.k.a aku || and other support cast
Genre: Mistery, romance, school life
Enjoy!!
....
Edrick yang telah berubah menjadi makhluk mengerikan itu hampir membunuh ibu dan adik perempuannya sendiri. Dia menginginkan darah, selalu merasa haus akan darah. Tapi, dia berusaha melawan dirinya sendiri agar bisa mengendalikan naluri buasnya. Akhirnya, dia tetap meminum darah, darah apapun yang dia temui, namun bukan darah manusia. Karena setengah jiwa manusia yang ada dalam dirinya selalu sadar pada orang-orang yang dia cintai. Sehingga dia berjanji untuk tidak melukainya.
* * *
Aku tidak habis pikir, jika aku berada di posisi Mrs James mungkin aku akan selalu dihantui rasa takut. Tinggal bersama seorang yang bisa saja membunuhku sewaktu-waktu. Tapi kurasa Edrick tidak akan melakukan hal itu. Aku tahu Edrick pasti sangat mencintai ibu dan adiknya. Menjadi makhluk seperti itu pasti sangat menyakitkan. Aku merasa kasihan padanya. Kukira hanya spiderman, manusia hasil mutasi.
“Pasti kau merasa sangat sedih.”
Aku membiarkannya terlarut dalam kesedihan. Membiarkan ingatannya melayang pada semua kejadian yang telah menimpanya. Jika aku harus menghiburnya saat ini, maka apa yang bisa aku lakukan? Aku hanya terdiam dan membiarkan air matanya kering oleh angin yang bertiup lembut di malam yang dingin ini.
“Jadi, kau meminum darah agar kau bisa kembali berubah menjadi manusia?”
“Bukan, aku butuh darah untuk memperpanjang kesempatanku untuk hidup.”
Dia menghela nafas panjang, lalu menatapku sekilas.
“Waktu itu aku mencium bau darah ayahmu sesaat setelah kita tiba di tempat pesta Beau. Dia terluka saat memotong apel. Seandainya saja aku datang terlambat, pasti ular itu akan menghabisi nyawa ayahmu seketika.”
“Jadi, ternyata kau...? Tunggu. Kau tadi bilang ular? Ular apa?”
Edrick beranjak dari duduknya dan berjalan menjauh dariku. Lalu dia berhenti dan memutar kepalanya.
“Kau akan tahu saat kau melihatnya sendiri.”
Ternyata papaku terluka karena seekor ular? Kenapa dia tidak mengatakannya dari dulu. Saat aku berjalan dibelakang lelaki itu aku teringat sesuatu, kenapa dia tidak membawaku terbang? Lalu aku mengejarnya dan menanyakan hal itu padanya. Tapi dia bilang,
“Kenapa kau ingin terbang, bukankah kau takut ketinggian?”
Sebenarnya aku memang takut, tapi waktu itu dia telah meyakinkanku bahwa aku akan aman bersamanya, jadi aku mempercayakan semuanya. Tapi, aku tidak pernah bilang kalau aku takut ketinggian. Aku menghentikan langkahku, kenapa dia bisa tahu? Edrick terus melangkah sedangkan aku tetap diam dan mengamatinya dari belakang, rasanya ada yang sedikit lain darinya. Langkahnya terlihat gontai dan lemah, aku berpikir mungkin dia lelah karena terus berlari siang tadi, dan mungkin karena dia lelah dia tidak sanggup untuk terbang. Huh, aku lapar.
Edrick menungguku di lantai dasar, di depan sebuah gerbang masuk, pagar besi yang telah berkarat di semua bagiannya. Benar, dia terlihat lelah hari ini, dan aku juga. Seandainya aku mengajaknya makan malam ini apakah dia mau?
“Hmmm, apakah kau ...”
Ah, dasar, orang ini. Aku masih belum selesai bicara dia sudah pergi meninggalkanku. Sudahlah, aku tidak perlu mengatakan apa-apa. Setelah dia mencurahkan kesedihannya padaku bukan berarti hubungan kami bisa menjadi lebih dekat. Kami tidak berteman, hanya saling mengenal. Siswa populer tidak boleh berteman dengan seorang pecundang, begitulah peraturannya. Kami berjalan berlawanan arah. Aku akan pergi ke rumah sakit, aku ingin melihat keadaan papa, aku sangat merindukannya.
Setelah aku menanyakan kamar papa, aku pergi kesana. Papa, terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Air mataku mengalir begitu saja tanpa bisa aku tahan. Lalu, papa mengusap rambutku dan aku terus menangis dipelukannya. Aku tidak bisa melihat papa seperti ini, aku ingin papaku kembali sehat seperti dulu.
“Bagaimana keadaan papa?”
“Papa tidak apa-apa.”
“Maafkan aku, pa. Kemarin aku pergi tanpa memberitahumu.”
“Lain kali jangan lakukan itu lagi. Papa sangat khawatir.”
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
Papa membetulkan posisinya, menarik tubuhnya dan duduk bersender, lalu menarik nafas panjang dan terdiam sejenak.
“Saat papa tahu kau tidak ada di rumah, papa pikir kau berada di rumah Mr Rudolf, tapi saat papa menghubunginya ternyata kau tidak ada disana, lalu dada papa tiba-tiba sakit karena mencemaskanmu. Mungkin papa kena serangan jantung. Untung saja Mr Rudolf segera datang menolong papa.”
Kenapa kejadiannya seperti itu? Apa papa berbohong padaku? Papa tidak menceritakan soal ular atau makhluk itu. Kelihatannya papa menyembunyikan sesuatu. Tiba-tiba pintu terbuka, Mr Rudolf datang bersama dua orang polisi. Mereka langsung menarikku dan membawaku ke kantor polisi. Aku tidak bersalah, kenapa mereka memaksaku.
“Papa, tolong aku. Kenapa aku dipenjara?”
“Kau tidak akan dipenjara. Kau hanya perlu menjadi saksi agar kasus ini bisa segera diselesaikan.”
Mr Rudolf berkata seperlunya dengan nada sinis, seolah masalah tadi begitu membuatnya kesal.
“Katanya papa terkena serangan jantung, kenapa polisi harus membawaku? Ini tidak ada hubungannya denganku, tidak perlu ada saksi.”
“Kau punya kasus lain, nak.”
Salah satu polisi itu berkata dengan ramah, padahal dia hampir saja membunuhku dengan pistolnya, pasti karena di hadapan papa. Aku tahu dia hanya berpura-pura baik. Saat aku keluar dari pintu, aku meminta polisi itu melepas cengkramannya. Di dalam kamar aku mendengar Mr Rudolf bicara sesuatu tapi aku tidak bisa mendengarnya. Aku hanya mendengar sedikit ucapan papa yang mengatakan,
“Jangan beri tahu Sarah tentang hal ini.”
Pasti mereka menyembunyikan sesuatu, tapi aku tidak perlu khawatir karena aku bisa tahu semuanya dari Edrick. Masalahnya adalah, apakah dia mengatakan hal yang benar. Jadi, siapa yang sebenarnya harus aku percaya?
Kedua polisi itu membawaku ke wilayah kekuasaannya. Menyuruhku duduk dan ribuan pertanyaan langsung menyerangku. Mereka tidak berpikir bahwa anak seusiaku mungkin saja ketakutan dihajar dan ditekan oleh pertanyaan-pertanyaan bodoh yang mempersulit ini. Termasuk mempertanyakan tentang orang yang membawaku kabur dan soal makhluk itu. Asal mereka tahu saja keduanya adalah orang yang sama, tapi aku tidak mengatakannya.
Sampai hampir tengah malam, mereka memutuskan untuk mengakhiri mengintrogasiku sampai besok dan akan melibatkan Edrick dalam kasus ini. Lalu mereka mengantarku kembali ke rumah sakit dan memberiku sekotak coklat. Apa maksudnya? Mungkin perutku terus mengganggu mereka sedari tadi. Setibanya aku di kamar papa, ada Mrs Rudolf yang sedang berbincang dengan papa. Dia membawa buku-bukuku dan beberapa makanan.
Yang sekarang agak pendek, yaa..
Masih niat lanjut?? Yuk mari 😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar